Selasa, 11 November 2008

RENUNGAN

sibuk...sibuk.....deadline!!
Dalam suatu Konfensi iblis, syaitan dan jin, dikatakan: “Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke masjid”, “Kita tidak dapat melarang mereka membaca Al-Qur’an dan mencari kebenaran”, “Bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan Tuhan mereka Allah dan Pembawa risalahNya Muhammad”, “Pada saat mereka melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan kita akan lumpuh.”

“Oleh sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke Masjid; biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka, TETAPI CURI WAKTU MEREKA, sehingga Mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah”.

“Inilah yang akan kita lakukan,” kata iblis. “Alihkan perhatian mereka dari usaha meningkatkan kedekatannya kepada Allah dan awasi terus kegiatannya sepanjang hari!”. “Bagaimana kami melakukannya?” tanya para hadirin yaitu iblis, syaitan, dan jin. Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, dan ciptakan tipudaya untuk menyibukkan fikiran mereka,” Jawab sang iblis “Rayu mereka agar suka BELANJA, BELANJA DAN BELANJA SERTA BERHUTANG, BERHUTANG DAN BERHUTANG”.

“Bujuk para istri untuk bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 sampai 7 hari dalam seminggu, 10 - 12 jam seminggu, sehingga mereka merasa bahwa hidup ini sangat kosong, jangan biarkan mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka, jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, maka mereka akan merasa bahwa rumah bukanlah tempat mereka melepaskan lelah sepulang dari bekerja, Dorong terus cara berfikir seperti itu sehingga mereka tidak merasa ada ketenangan di rumah, Pikat mereka untuk membunyikan radio atau kaset selama mereka berkendaraan”. “Dorong mereka untuk menyetel TV, VCD, CD dan PC di rumah, Sepanjang hari. Bunyikan musik terus menerus di semua restoran maupun toko2
di dunia ini.”

“Hal ini akan mempengaruhi fikiran mereka dan merusak hubungan mereka dengan Allah dan RasulNya”

“Penuhi meja-meja rumah mereka dengan majalah-majalah dan tabloid”. “Cekoki mereka dengan berbagai berita dan gosip selama 24 jam sehari”.”Serang mereka dengan berbagai iklan-iklan di jalanan”. “Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian, tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.

“Muat gambaran wanita yang cantik itu adalah yang langsing dan berkulit mulus di majalah dan TV, untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada istri-istri mereka”

“Buatlah para istri menjadi sangat letih pada malam hari, buatlah mereka sering sakit kepala”.

“Jika para istri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka akan mulai mencari di luaran”. “Hal inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga”

“Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka untuk mengajarkan anak-anak mereka akan makna shalat.”

“Sibukkan mereka sehingga tidak lagi punya waktu untuk mengkaji bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop.”

“Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK DAN SIBUK.” “Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh, bisikkan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti, sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.

“Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah, dan dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan/kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Allah).”

“PASTI BERHASIL, PASTI BERHASIL, RENCANA YANG BAGUS.” Iblis, syaitan dan jin kemudian pergi dengan penuh semangat melakukan tugas MEMBUAT MUSLIMS MENJADI LEBIH SIBUK, LEBIH KALANG KABUT, DAN SENANG HURA-HURA, dan hanya menyisakan sedikit saja waktu buat Allah sang Pencipta.”

“Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturahmi dan saling mengingatkan akan Allah dan RasulNya”. Sekarang pertanyaan saya adalah, “APAKAH RENCANA IBLIS INI AKAN BERHASIL???”

“ANDALAH YANG MENENTUKAN..!!!”

sumber : www.myquran.com

Minggu, 09 November 2008

Rasulullah SAW bersabda, " Ada tiga golongan yang disukai Allah. Dan tiga yang lain dibenci-Nya.



Yang dicintainya adalah :

Pertama, seseorang yang mendatangi suatu kaum, yang datang meminta bantuan karena Allah, bukan karena hubungan kekerabatan diantara mereka. Tapi kaum itu menolak. Lalu ada seseorang yang diam-diam memberi orang itu bantuan. Tidak ada yang tahu kecuali ALlah dan orang yang diberinya itu.

Kedua, kaum yang bila datang kantuk kepada mereka dan membuat kepala mereka tergeletak, mereka bergegas bangkit untuk tunduk berdo'a kepada-Nya, membaca ayat-ayat-Nya.

Ketiga, seseorang dalam ekspedisi pasukan, lalu bertemu dengan musuh. Ia pun menyongsong musuh itu dengan dadanya (tidak lari), hingga ia terbunuh atau diberi kemenangan.

Sedang tiga golongan yang dimurkai adalah orang tua yang berzina, orang miskin yang sombong, dan orang kaya yang berbuat zhalim. "

(HR. At-Tirmidzi)

Apabila aku sakit

asy syu’araa’ 80

Hidup seorang muslim hendaknya selalu berada pada dua hal: Hal bersyukur dan sabar. Jika ia sehat, ia bersyukur dan gunakan kesehatannya untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Sebaliknya, jika sakit, ia ikhlas dan bersabar sambil terus menerus berusaha mengobatinya, disertai dengan sikap tawakal pada Allah. Ia sadar, Allah-lah zat yang mampu menyembuhkan penyakitnya.

Dalam kaitan ini Allah berfirman : (Yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang memberi petunjuk. Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkan aku. Dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”

[Suraah Asy Syu'araa'; 26: 78 -82

Kamis, 06 November 2008

Kyai dan Ayam

Selepas Isya’, setelah merasa cukup memberikan pengajian selama bertahun-tahun pada santrinya, seorang Kiyai memberikan santrinya masing-masing seekor ayam. Kiyai berpesan, “terimalah ayam ini, lalu semblihlah ditempat, dimana tidak ada yang bisa melihat apa yang kamu lakukan.”

Subuh itu udara cukup dingin, namun Kiyai dan para santrinya sudah berkumpul di Langgar. Selepas shalat subuh berjama’ah, Kiyai bertanya perihal ayam yang diberikannya itu. Seorang santri senior meminta ijin berbicara, “Kiyai, saya sudah jalankan pesan Kiyai untuk menyemblih ayam itu di tempat yang tak bisa ada yang melihat saya menyemblih ayam itu.”

Kiyai tersenyum, “Dimana kamu semblih?”

Santri menjawab, “Di belakang sumur, malam tadi tepat jam 12.00″

“Kamu yakin tak ada yg melihat perbuatan itu?,” tanya Kiyai lagi.

“Yakin….a’inul yakin, Kiyai, saya sudah periksa berulang kali tempat itu dan sudah sangat berhati-hati” jawab santri dengan takzimnya.

Kiyai menghela nafas. Dia tatap seluruh santrinya. Lalu dengan perlahan dia bertanya, “Bagaimana dengan yang lain?” Satu-satu melaporkan “tempat rahasia” mereka saat menyemblih ayam tersebut.

Kiyai sekali lagi menghela nafas. Dengan suara berat, Kiyai berkata, “Kalian semua tidak lulus…. berbulan-bulan aku mengajarkan Islam kepada kalian, sayang, kalian tak mampu menangkapnya dengan baik. Ketika kalian merasa telah menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat perbuatan kalian, kalian lupa, wahai anak-anakku, bahwa sungguh tak ada tempat di dunia ini yang lepas dari pengamatan Allah!” “Ketika kalian semblih ayam itu, tak sadarkah kalian bahwa Allah melihat perbuatan itu.”

Saya menghela nafas mengingat kembali kisah di atas. Betapa sering kita lupa bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui perbuatan kita. Ketika kita “semblih” nasib bawahan kita, kita lupa bahwa Allah melihat perbuatan kita. Ketika kita berhasil meloloskan diri dari kecurigaan isteri untuk berdua-duaan saja dengan wanita yang bukan hak kita di sebuah motel selama berjam-jam, kita lupa bahwa Allah tak bisa kita kelabui.

Saat kita sukses merubah laporan keuangan sehingga di akhir tahun anggaran, terdapat banyak dana sisa yang bisa kita “hanguskan”, kita juga lupa bahwa Allah akan “meng-audit” laporan keuangan tersebut di akherat nanti. Manakala kita tunjuk pihak-pihak lain sebagai kambing hitam dari persoalan moneter di negara kita, dan melupakan bahwa kitapun memiliki “saham” dari persoalan ini, kita lupa bahwa Allah bisa membedakan dengan jelas mana kambing yang “hitam” dan mana yang “putih”.

Ah…bisakah kita melepaskan diri dari “mata” Allah, bisakah kita menemukan suatu tempat rahasia, dimana tak ada yang bisa melihat apa yang kita lakukan…???

Ya Allah, ampuni kami….

Renungan bagi kita semua…

Sering kali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan-Nya,
bahwa rumahku hanya titipan-Nya,
bahwa hartaku hanya titipan-Nya,
bahwa anakku hanya titipan-Nya,

tetapi,
mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkannya padaku?
untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan
untuk milik-Nya ini?

adakah aku memiliki hak atas
sesuatu yang bukan milikku?
mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah “derita”.

ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok
dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,

Seolah …
semua “derita” adalah hukuman
bagiku.

Seolah …
keadilan dan kasih-Nya harus
berjalan seperti matematika

aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.
kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.

kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…
“ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja”

Rabu, 05 November 2008

Tausiyah 2

Dalam hadits Qudsi Allah berfirman: “Cinta-Ku pasti untuk orang-orang yang saling mencintai karena Aku. Cinta-Ku pasti untuk orang-orang yang saling memberi karena Aku. Cinta-Ku pasti untuk orang-orang yang menyambung hubungan (silaturahmi) karena Aku.” “Sesungguhnya Allah swt. berfirman pada hari kiamat: “Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini akan Aku naungi (tolong) mereka, dimana tidak ada naungan (pertolongan) yang lainselain dari-Ku.” (HR. Muslim) "Allah berkata, `Orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku akan mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya dan didoakan oleh para nabi dan orang-orang yang mati syahid'." (HR. Tirmidzi)

Petuah Sayyidina Utsman bin Affan r.a.

Orang mukmin bisa merasa cemas karena enam hal, Yaitu:

1. Cemas (takut kepada Allah), khawatir jikalau sewaktu-waktu Allah mencabut kenikmatan iman.

2. Cemas akan malaikat hafadhah (pencatat), takut mereka mencantumkan amal yang dapat mempermalukan diri pada hari kiamat.

3. Cemas akan setan, takut seandainya ulah mereka menjadi sebab terhapusnya segala amal kebaikan diri.

4. Cemas akan malaikat maut, takut tiba-tiba nyawa dicabut, sedang diri tengah lengah atau lupa.

5. Cemas akan gemerlap dunia, takut diri terbujuk, terpukau, sehingga lupa kehidupan akhirat.

6. Cemas akan keluarga, takut terlalu disibukkan oleh mereka, sehingga lupa dari mengingat Allah 'azza wa jalla.(aea)

*Dikutip dari kitab Nasha-ihul 'Ibad (Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-'Asqalani)

Senin, 03 November 2008

taujih 1. Tentang Hati

Hati adalah sumber ilham dan pertimbangan, tempat lahirnya cinta dan benci, keimanan dan kekufuran, taubat, ketenangan dan kebimbangan. Hati juga sumber kebahagiaan jika kita mampu membersihkannya namun sebaliknya ia merupakan sumber bencana jika kita gemar menodainya. Aktivititas yang dilakukan sering berpengaruh pada lurus atau bengkoknya hati. Abu Hurairah r.a. berkata, "Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika raja itu baik, maka akan baik pula lah tentaranya.. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya".

Selasa, 07 Oktober 2008

Lebaran Yukkk

Mumpung masih suasana lebaran, aku mo ucapin "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin" untuk semua temen-temen ku dimana aza..
tks

Rabu, 10 September 2008

BELAJAR DULU BOSSS

Orang yang baik itu bukanlah orang yang selalu benar. Orang yang baik adalah orang yang apabila bersalah, ia akan sadar dengan kesalahannya dan tidak akan mengulangi kesalahan yaang sama.